Tuesday, December 23, 2008

L U P A

Uaaah....lupa lagi lupa lagi. Mungkin penyakit yang paling mematikan buat saya adalah L U P A. Gara-gara lupa, saya udah pernah kehilangan 1 flashdisk 1GB merek Kingston (padahal barang ini hadiah dari sahabat terbaik saya), 1 flashdisk 2 GB merek PQI, baju, kuncir rambut, jilbab, duit, work reports, bahkan sepatu merek Triset, dan entah ya, sudah lupa. Yang jelas masih banyak banget lainnya. Untungnya saya ga (bukan blum lhoh) pernah kehilangan hape. Padahal kalo dirunut-runut, sudah puluhan kali benda itu saya tinggalken di kantor. Entah di Ssfm, entah di kantor LIA, bahkan pernah saya balik ke Semarang hape saya masih mudik di Solo. Astaga naga astaghfirullah.

Pernah sekali saya konsultasi dengan seorang expert di bidang brain development, katanya saya cuma kurang gerak. Asemig, itu kali ya sebabnya saya gendud!!! Sekali merengkuh dayung, si expert itu udah bilang kalo saya tuh pelupa lagipula pemalez, gendud pula...:-(. Jahatnya ampun-ampunan. Tapi saya tetep nyoba saran si expert untuk bergerak lebih banyak dengan cara lebih sering jalan-jalan ke mall (:-p hehehe), atopun lebih sering gerak. Kalo dulu mulut lebih banyak gerak, sekarang saya imbangi kaki sama badan juga lebih banyak gerak.

Hasilnya: N I H I L.

Saya (unfortunately) tetep pelupa. Beruntunglah para sahabat saya yang sering minjem duit ke saya coz saya biasanya lupa kalo habis minjemin duit :-(. Tapi beruntunglah saya juga karena ternyata meski nakal-nakal, temen-temen saya tetep ga tega kalo saya udah pasang tampang bokek bonus melaz. Jadi biasanya tanpa saya inget-inget pun mereka tetep balikin meski agak terpaksa.
Saya juga tetep ngilangin macem-macem. Yang fenomenal adalah baru-baru ini selain abis ngilangin flashdisk 2GB, saya juga abis ngilangin buku test booklet (ne biasanya yang make anak-anak LIA. Anda pembaca yang blom pernah les di LIA sudah pasti blom mengenal. Kasian sekali, mungkin sudah waktunya Anda upgrade kemampuan berbahasa Inggris Anda. Jangan lupa di LBPP LIA Tendean ya :-p). Padahal kalo sampe bener-bener ilang, saya harus membayar denda sebesar 50 juta rupiah ato kalo ga bisa bayar, yah...terpaksa kerjaan jadi taruhan. Alhamdulillah test booklet itu ketemu... Eit...jangan lega dulu, ternyata abis itu saya melakukan ketololan yang sama dengan kembali menghilangkan another test booklet!!! Yang ini lebih parah lagi coz waktu itu ada bos saya. Tapi sekali lagi, keberuntungan emang selalu ada di sisi saya. Pada akhirnya justru bos saya yang menemukan test booklet itu (all gratitude goes to Mr Luky, forgive every bad word I said to you, Sir... Jangan lupa taon depan gaji saya tolong dinaikin 8% lagi ya...)

Intinya, L U P A emang mengerikan. Kalo saja penyakit itu bisa dihilangkan dengan cara minum obat ato kerokan ato apalah usaha lainnya, pasti saya bakal usahaken. Tapi masalahnya penyakit ini bener-bener silent killer. Tidak ada seorangpun yang tau kapan dia menjangkiti siapa, gimana cara penularannya, sumbernya apa (maksudnya bakteri ato amuba ato virus), dan yang pasti hanya Tuhan YME dan penyakit itu sendiri yang tau apa obatnya.

Kesimpulannya, untuk Anda yang sudah berhasil menaklukkan penyakit ini, saya mohon bantuan Anda. Tolonglah saya sebelum keadaan saya semakin memburuk. Untuk Anda yang memiliki penyakit yang sama dengan yang menjangkiti saya ini, tolong...mari kita bangun komunitas khusus penderita penyakit kita ini agar kita bisa tetep berfungsi dalam masyarakat seperti semestinya.

Thank you for sharing.

Friday, December 12, 2008

I'm a big girl. That's for sure. Phisically, and statistically (you know...my age...bah). Since the day I was born, I knew I would be special (meaning: strange). In this case, I know I wasn't meant to be a mellow silly sissy girl. And that's true. I've been a strong girl for my self, sometimes for my friends, but most of the time for my little sister.

Now, my sister is also a big girl. She's gorgeous, unbelievably smart, and kind. Just last week, her eyes lit up by the news from a government department. She was called up to have a job interview in Jakarta. I knew she always wanted the job so badly. She worked really hard, she got sick but she stood up, got on train and had the test. She prayed and prayed. She kept telling me how proud she was being one of the eligible candidates. I was proud too. I was so sure that she was the one. She was gonna be hired.

But that was a hope. Her hope. My hope. Our hope.

The truth is: She doesn't get the job. The truth is: for them my sister is just not good enough.

I talked to her on the phone just an hour ago. I know she is crushed. I know she's devastated. So am I. So am I, little sister.

But I'm a big girl. I know people say big girls don't cry. But that's just what big stupid girls say. Big girls sometimes do cry. We sometimes too experience disappointments. I can't say anything to you now, 'cause if I say anything, guarantee I will weep harder than you :-D. Let's just enjoy this pain. It all will soon disappear, I promise. Because I know, as long as there is hope, there will be victory at last.

I'm sorry I can't be there to console you. I'm sorry I can't be there to cry all night long with you.

- big hug-
ARdi

Tuesday, December 9, 2008

WHERE AM I?

It's not a title of a movie, because as I can recall, that's "WHO AM I". I just finished reading my friends' blogs, my friends' comments on their Friendster and Facebook. Gosh...The world has really turned around. Where is everybody? Where am I? Everybody is going across the oceans, to other parts of the world, but I? It looks like I'm staying. Kog jadi mellow ya?

I always love changes. But have I changed myself? Everybody seems to change a lot. Some now have a family of lots of kids, some have so much money, some live so far away, but I'm still here.

Funny, I don't feel alone. Funny, I don't feel poor. Funny, I don't feel ugly. May be I'm just a little bit unwell (my friend said, referred to MATCHBOX20's single heehee).

I feel great, I feel happy about my life, I love my students, I love my job, I love getting up late, I love my lazy days, I love silly n stupid jokes, and I especially love my friends. They change much, but they always love me (GR banget yak ehehehe...biarin, blognya syapa juga?). If I had a chance to change everything in my life, may be I'd choose to be me, to stay in my moment right now.

I knew you changed much, but do you love what you've had so far?

Friday, December 5, 2008

What's with M A N?

Sebenernya saya ga pernah bermaksud bikin blog ini dengan tendensi-tendensi serius. Dengan kata lain, saya ga suka baca or nulis yang berat-berat. Takutnya pas saya stress malah baca blog saya sendiri tambah jutek. Tapi ternyata enak juga nulis unek-unek kita in public dan ternyata ada orang beneran yang mau-maunya dateng mampir and baca blog kita ehehehe.

Hari ini masih pagi banget. Jam 7 juga blom. Bukan bermaksud mengeluh, tapi... Saya memang bener-bener ga ngerti dengan P R I A. Lhah, kog tiba-tiba (bahasa Prancisnya: max bdundeux) ngomong gitu?
Begini ceritanya. Dulu saya sempet punya temen deket (temen beneran lhoh, jangan digosipin :-P) and dia orang Prancis. Yah bule-bule gila gitu modelnya. Dulu kata temen-temen saya dia sempet suka sama saya (tapi saya ga pernah percaya). Waktu dia balik ke negaranya saya lumayan patah hati, bukan apa-apa,ternyata tanpa dia dunia terasa hampa tak ada objek penderita.

Singkat cerita, setelah lama banget saya ga bales email si bule gila itu, saya (kembali tiba-tiba) pingin bales email dia. Bukan karena saya masih jomblo, tapi murni karena sekarang di kantor free hotspot. Lumayan, gratis ini...
tidak lama saya nunggu reply dari dia, cukup 2 hari dia udah bales email saya. Tapi saya keki abis coz cuma gara-gara saya email dia duluan, dia GR dan bilang kalo dia surprised saya masih nunggu-nunggu dia. Astaga naga...
Dengan amat sangat terpaksa saya meluangkan waktu buat bales email tersebut. Saya bilang ke si Bugil kalo saya emang kangen sama dia coz temen bule saya yang menyenangkan cuma dia. Saya kirimken email ini sekaligus saya attach sebuah foto saya waktu dinner dengan seorang pria (yang sebenernya murid saya hehehe).
What's next? Sampe sekarang si Bugil blom email balik saya. Saya ga ngerti betul. Pria emang aneh, kalo kita (wanita) email duluan, mereka GR. Tapi begitu dibales a.s.a.p alias secepetnya malah ga bales-bales. Atau, mungkin gara-gara sepenggal foto itu dia ngartiin kalo saya nolak dia? Astaga... Betul-betul GR tingkat tinggi.

Mungkin ini sebabnya saya masih jomblo ya, karena saya ga pernah bisa ngerti cara pemikiran P R I A. Dan berlaku juga sebaliknya.